PCM Sumberrejo, Giatkan Pengajian Antar Ranting
bojonegoroMu.com
Majelis Tabligh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Sumberrejo mulai menjalankan rutinitas program kerja bulanan, setelah libur selama bulan Ramadhan, kegiatan rutin tersebut adalah kajian di Mushala dan Masjid yang di kelola Muhammadiyah, se kecamatan Sumberrejo. Kemarin Ahad (23/7/17) diselenggarakan pengajian antar ranting PCM Sumberrejo yang dilaksanakan Majelis Tabligh, bertempat di rumah Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Tlogohaji, Sampurno.
Dalam sambutannya, Sampurno, Ketua PRM Tlogohaji, menyampaikan terimakasih karena sudah diberi kesempatan sebagai tuan rumah pada pengajian antar ranting tersebut. “Kami sangat senang dan terimakasih atas kehadiran Ustadz Adib Susilo beserta jajarannya”, tutur Sampurno.
Program Pengajian antar Ranting ini dilaksanakan satu bulan sekali, bergantian tiap Ranting, Bulan Syawal ini kebagian PRM Tlogohaji sebagai tuan rumah dan bertempat dirumah Bapak Sampurno.
Sementara itu, Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Sumberrejo, pada sambutannya menyampaikan bahwa Untuk menjalankan sebuah kebaikan perlu pengorganisasian, karena kebaikan yang tidak terorganisir dengan baik akan di kalahkan oleh kemunkaran yang terorganisir. “Sehingga untuk menjadi insan yang baik perlu menjalankan 3T, yaitu tertib Ibadah, tertib organisasi dan tertib mencari ilmu”, paparnya.
Pengajian antar ranting kali ini yang memberi Tausiyah adalah Ustad Mas’ud, “Sunnah itu dikerjakan mendapat pahala, ditinggalkan tidak apa apa. Nah! Pengertian seperti ini harus dirubah, menjadi dikerjakan mendapat pahala tidak dikerjakan maka Rugi”, jelasnya.
Hal kedua yang disampaikan ustadz Mas’ud mengenai Fardu, yakni Fardu ‘Ain dan Fardu Kifayah. Dimana kalau Fardu ‘Ain kewajiban pribadi sedangkan Fardhu Kifayah kewajiban masyarakat, jadi ketika ada orang yang meninggal dunia maka itu kewajiban masyarakat sekitar yang menjalankan dan menyediakan segala perlengkapan si mayit, sesuai perintah Nabi bila ada orang meninggal dunia maka senangkanlah keluarga mayit jangan malah membebani.
“Biasanya didesa ketika anggota masyarakatnya yang meninggal seperti itu pasti akan di adakan peringatan 3 hari sampai 40 hari, hal itu adalah bid’ah dan tidak ada tuntunannya”, jelas ustadz Mas’ud.
Selanjutnya ustadz Mas’ud menyampaikan tentang semangat di Muhammadiyah itu diajarkan purifikasi (penjernihan) segala amal Ibadah yang tidak sesuai. “Contohnya seperti aliran Bengawan Solo, dari hulu bersih ketika sampai di hilir simbatan kanor akan banyak sampah dan kotoran itulah ibaratnya”, tutur pria yang biasa disapa Mbah Mas’ud tersebut.
Diakhir acara, Nur Rohman, Ketua Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan, menyampaikan tentang program-programnya, diantaranya Pertamini, BTM, Air isi Ulang Aquaja dan SPBU. (Rosyid)