Pemuda Muhammadiyah Ujung Tombak Persyarikatan
Oleh: M. Yazid Mar’i
Sebagai bagian integral dari bangsa dan Negara, Pemuda Muhammadiyah sesungguhnya adalah kelompok elit bangsa. Karenanya eksistensi pemuda bagi bangsa Indonesia adalah kelompok yang seharusnya mampu merubah tantangan menjadi sebuah peluang. Sejarah mencatat perubahan sebuah bangsa pada kondisi yang lebih menjanjikan, yaitu kehidupan.masyarakat adil, makmur material spiritual, selalu dimotori oleh pemuda.
Sejarah ini juga lah yang seharusnya mampu mengilhami Pemuda Muhammadiyah sebagai Orto yang paling dekat dengan pergantian estafet kepemimpinan di Muhammadiyah untuk dapat mampu memerankan diri sebagai motor penggerak persyarikatan. Selain itu watak pemuda yang cendrung berani dan kritis adalah kekuatan bagi persyarikatan Dalam mendobrak kebuntuan dan kejumudan, baik dalam tatanan sosial, budaya, politik, dan kebangsaan. Maka keterlibatan Pemuda Muhammadiyah dalam berbagai lini kehidupan berbangsa dan bernegara di atas adalah keharusan logis yang tidak bisa ditawar tawar lagi. Hal ini sebagai implementasi riil terhadap tanggung jawab keumatan dan ke Indonesiaan, sekaligus sebagai upaya mewujudkan kemampuan praktis atas kualitas dirinya.
Tanggungjawab besar inilah yang mengharuskan pemuda Muhammadiyah untuk senantiasa mengasah kemampuan dan kualitas dirinya, sebagai persiapan dalam menerima tanggung jawab estafet persyarikatan, dan sejauh mungkin menghindari jebakan pragmatisme yang dalam realitas sejarah telah menggeser komitmen akan nilai dan menurunkan kredibilitas pemuda Muhammadiyah.
Penguatan organisasi tentu menjadi bagian penting bagi pemuda Muhammadiyah dalam menghindari tarikan-tarikan kepentingan yang dapat mengikis komitmen organisasi.
Langkah Daniel Anzhar S, ketua pemuda Muhammadiyah pusat dengan mengambil langkah diametral dengan kekuasaan, melalui sikap kritis konstruktif, adalah sebuah keteladanan bagi pemuda Muhammadiyah di semua tingkatan.
Sisi lain, Majelis Kader Muhammadiyah tentunya yang paling bertanggung jawab untuk menyiapkan kader persyarikatan “pemuda muhammadiyah” agar siap.menerima estafet kepemimpinan persyarikatan, melalui peningkatan kualitas dengan sedini mungkin melalui proses pengkaderan formal serta non formal seperti dengan melibatkan pemuda muhammadiyah melalui kegiatan-kegiatan persyarikatan, keumatan, dan kebangsaan.
Dan sebaliknya Muhammadiyah haruslah memberikan sebagian perannya sebagai upaya awal menyiapkan kepemimpinan persyarikatan.