Mustofa Nahra: Politik Nilai Muhammadiyah adalah Keseimbangan Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar
BojonegoroMu.com
Bertempat di Aula Taqwa, Jl. Teuku Umar Bojonegoro, Ahad (27/5/2018), diselenggarakan kajian Ramadhan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Bojonegoro. Kajian Ramadhan diikuti oleh Piminan Ranting, Pimpinan Cabang, Majelis dan Lembaga, Pimpinan Daerah Aisyiyah dan Muhammadiyah serta Pimpinan Ortom se Bojonegoro. Tema yang diambil pada kajian Ramadhan tahun ini adalah Politik Nilai untuk Indonesia Berkemajuan.
Mustofa B. Nahrawardaya, Anggota Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang dihadirkan sebagai narasumber, mengawali ceramahnya dengan mendendangkan macapat asmaradana gegaraning wong akrami. “Macapat asmaradana ini biasa dinyanyikan saat acara pernikahan sebagai nasehat untuk pengantin, tetapi kandungan maknanya saya kira sangat tepat apabila dijadikan sebagai salah satu referensi dalam menentukan pilihan politik”, jelasnya.
Lebih jauh menurut mas Tofa, sapaan akrabnya, macapat asmaradana yang syairnya gegaraning wong akrami, dudu bandha dudu rupa, amung ati pawitane, luput pisan kena pisan, yen gampang luwih gampang, yen angel, angel kalangkung, tan kena tinumbas arta. Secara umum jika diterjemahkan maka pilihan itu bukan karena harta dan rupa, semua dimulai dari hati nurani, jika prosesnya berkualitas maka hasilnya akan hebat, tidak bisa dibeli dengan harta benda.
Terkait dengan kegiatan dakwah, Mustofa mengajak semua warga Muhammadiyah Bojonegoro untuk meneladani sifat Rasulullah, ketika Rasulullah berdakwah ada tiga revolusi yang beliau lakukan, yaitu: 1. Revolusi tauhid, penegakan kalimat Laa ilaha illallah. 2. Revolusi sosial, persamaan hak, tidak ada kasta dalam struktur sosial dan yang ke 3. Revolusi Hukum, hukum harus berlaku adil.
Menyinggung tahun politik saat ini, kaum muslimin yang mempunyai kemampuan untuk terjun ke politik maka terjunlah kedunia politik. “Untuk terjun kedunia politik setidaknya harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut, berpolitik harus istiqomah, jangan hanya menjadi gerbong, tetapi jadilah lokomotif serta harus mampu memberikan teladan yang baik”, jelas pria yang juga sebagai koordinator nasional Cybermu1912 tersebut. (Budiono)