Wisuda STIKES Maboro, Banyak Wisudawan sudah Bekerja Sebelum Lulus
BojonegoroMu.com – Suasana tampak khidmat, bertempat di Andrawina Ballroom Aston Hotel, Jl. MH. Thamrin 100 Bojonegoro, Sabtu (9/11/2019). Dilaksanakan Wisuda Ke-2 STIKES Muhammadiyah Bojonegoro.
Acara dimulai tepat pukul 08.00, Sidang Terbuka dengan agenda Wisuda Ke 2 program sarjana dan diploma, diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, Mars Muhammadiyah dan mars STIKES Maboro.
Berturut turut dilanjutkan sambutan dari Ketua STIKES Maboro, Bupati Bojonegoro, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Bojonegoro, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, Ketua LLDIKTI Wilayah VII dan orasi ilmiah dari Prof. Dr. Sudibyo.
Ns. Sudalhar, M.Kep, Ketua STIKES Maboro, menyampaikan pada hari ini STIKES Maboro mewisuda 56 mahasiswa, 23 mahasiswa Prodi D3 Perekam dan Informasi Kesehatan, 30 mahasiswa Prodi S1 Administrasi Rumah Sakit.
Pada kesempatan yang sama, Pak Dalhar, biasa ia disapa, menjelaskan bahwa banyak wisudawan yang sudah bekerja sebelum wisuda. Orientasi pendidikan di STIKES Maboro tidak hanya menyiapkan tenaga profesional sesuai prodinya, tetapi lebih jauh mencetak lulusan menjadi enterpreneur diberbagai bidang. “Untuk mewujudkan kampus enterpreneur tersebut, STIKES Maboro akan membangun perusahaan perusahaan yang bisa bersinergi dengan para alumni”, jelasnya.
Dr. Saad Ibrahim, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, memberikan motivasi kepada wisudawan untuk berani berkompetisi di dunia kerja, tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga keluar negeri. “Setiap tahun Jepang membutuhkan 1000 perawat dan tenaga kesehatan, alumni STIKES Maboro harus bisa mengambil peluang tersebut”, harapnya.
Pada sesi orasi ilmiah, Prof. Dr. Sudibyo, Majelis Diktilitbang Pimpinan Pusat Muhammadiyah, menyampaikan bahwa lulusan berkualitas dihasilkan oleh Perguruan Tinggi yang berkualitas, sehingga penting untuk memperhatikan 7 standart pada proses akreditasi, dan pada tahun 2020 menjadi 9 standart. “Untuk mewujudkan pendidikan berkualitas pada Perguruan Tinggi Muhammadiyah di Bojonegoro, hendaknya segera ada sinergi dan penggabungan tiga sekolah tinggi untuk menjadi Universitas Muhammadiyah Bojonegoro”, pungkasnya. (Budiono)