bojonegoromu.com

Kabar Baik Berkemajuan

Berita Umum

Perjalanan adat Bakti Pemuda Nusantara ke Suku Baduy Dalam Menunjukkan Makna Tentang Keramahan Bangsa Indonesia

Kebahagiaan turut mewarnai wajah para pemuda siang itu, mereka adalah para peserta Bakti Pemuda Nusantara, yang sedang melaksanakan program pengabdian di Desa Sukajaya, dengan salah satu programnya adalah perjalanan adat ke suku Baduy Dalam. Suku Baduy merupakan salah satu suku yang berada di Provinsi Banten, yang mana suku ini terbagi menjadi 2 jenis yakni Baduy Dalam dan juga Baduy Luar.

Perbedaan suku ini berdasarkan aturan adat dari masing masing wilayahnya. Suku Baduy Dalam menjadi salah satu destinasi wisata yang cukup terkenal di kalangan wisatawan lokal hingga internasional, salah satu daya tarik yang ada di Suku Baduy Dalam adalah tidak diperkenankannya penggunaan alat komunikasi apa pun ketika sudah memasuki wilayahnya. Perjalanan kali ini memakan waktu hingga 5 jam dengan berjalan kaki, 8 orang peserta Bakti Pemuda Nusantara ditemani 4 orang warga Desa Sukajaya sampai ke perkampungan Baduy Dalam saat waktu menunjukkan pukul 12 siang.

“Sebenarnya saya sudah lama ingin berkunjung ke Suku Baduy namun belum menemukan waktu yang tepat, Alhamdulillah saya lolos program Bakti Pemuda Nusantara dan kebetulan lokasi pengabdiannya ada di dekat pemukiman suku Baduy Dalam, akhirnya saya masukkan rencana mengunjungi Suku Baduy ke dalam program pengabdian. Di sana kami disambut dengan ramah oleh suku Baduy, ketika kami datang mereka sedang gotong royong untuk membuat atap dari daun kelapa yang dikeringkan, pengalaman yang sangat menakjubkan” kata Dewi, salah satu mahasiswa Stikes Muhammadiyah Bojonegoro yang menjadi perwakilan dalam kegiatan tersebut.

Para pemuda itu takjub dengan kesederhanaan suku Baduy yang ditunjukkan dengan loyalitas mereka terhadap aturan adat seperti larangan penggunaan alas kaki dan tidak diperbolehkannya menggunakan segala jenis transportasi juga beberapa aturan lainnya, hal itu diceritakan oleh Ayah Tarsinah sapaannya, sebagai salah satu tetua adat yang ada di suku Baduy Dalam.

Selain aturan adat, Ayah Tarsinah juga bercerita tentang bagaimana keadaan suku Baduy. Suku ini berjumlah 173 kepala keluarga dengan kurang lebih ada 600 warga yang tinggal di pemukiman Baduy Dalam tepatnya di perkampungan Cibeo, dengan banyaknya masyarakat tersebut maka suku Baduy memiliki sistem sosialnya sendiri seperti ketika ada bayi dilahirkan maka istilah mereka untuk menyebutkan bidan adalah dukun beranak yang dipercayai dapat membantu dalam proses melahirkan, begitu pula dengan kematian penduduknya, mereka melaksanakan hari peringatan kematian dalam tempo waktu 1, 3, dan 7 hari setelah kematian dengan tujuan untuk mendoakan arwah keluarga mereka, yang mana mereka menganut kepercayaan Sunda wiwitan.

“Banyak hal yang bisa saya pelajari ketika berkunjung ke Suku Baduy, salah satunya adalah keramahan masyarakatnya ketika menerima pengunjung dari luar, mereka bukan hanya menganggap orang dari luar sebagai pengunjung namun sebagai keluarga yang sedang berkunjung ke rumah saudaranya, keramahan ini cukup melekat dengan masyarakat Indonesia yang juga menjadi salah satu daya tarik Suku Baduy Dalam bagi wisatawan asing” ujar Dewi.

Please Share

LEAVE A RESPONSE

Your email address will not be published. Required fields are marked *