bojonegoromu.com

Kabar Baik Berkemajuan

kajian ramadhan 1443 h di pdm bojonegoro
Berita Umum

Teologi Insyirah dalam Kajian Ramadhan 1443

Ahad (17/4/2022) bertempat di Aula At Taqwa Bojonegoro, Kajian Ramadhan 1443 H digelar oleh PDM Bojonegoro.

Acara yang dihadiri oleh seluruh pimpinan daerah beserta majelis, Pimpinan AUM  daerah, Pimpinan Cabang dan Ranting se Bojonegoro, kurang lebih 500 orang diikuti dengan hikmat oleh seluruh peserta hingga kegiatan selesai.

Mengawali kegiatan, DR. Syamsul Huda, Mudir Pondok modern Al Amin Muhammadiyah menyampaikan kajian iftitah. Beliau menyampaikan harapan warga persyarikatan hanya berharap pada cahaya yang sesungguhnya. Menukil pernyataan Ibnul qoiyyum al jauzay, cahaya sesungguhnya adalah “an-nur” Allah, kitab, Rasul, agama, dan tempat terahir.

Juga penyataan Ibnu Abbas, tentang kebaikan “hasanat” akan menghadirkan cahaya diwajah dan di hati kita. Ada cahaya kepalsuan dan keabadian. Juga penyataan Imam Syafi’i perihal ilmu sebagai cahaya “al ilmu nurun”.

Pada kesempatan yang sama Drs. Abdul Haris selaku ketua panitia penyelenggara yang juga satu dari pimpinan tiga belas, menyampaikan bahwa kegiatan ini sebagai momentum awal gerak persyarikatan, setelah hampir dua tahun berjibaku membantu pemerintah bergerak membantu masyarakat, terutama terdampak pandemi covid dengan pembagian sembako, dan melakukan berbagai pencegahan terhadap covid melalu penyemprotan disinvectan dan sosialisasi akan pentingnya melakukan pencegahan yang bekerjasama dengan lazizmuh.

Tidak ketinggalan, Drs. H. Suwito, M. Si selaku ketua PDM Bojonegoro, dalam sambutannya tetap berharap warga persyarikatan tetap optimis dalam menggerakan persyarikatan melalui berbagai formulasi da’wah yang inheren dengan perkembangan zaman, sebagaimana identitas Muhammadiyah sebagai “harakah islamiyah washatiyah” Islam berkemajuan.

Melengkapi kegiatan kajian Ramadhan, hadir Prof. Dr. Tobroni, M. Si, Majlis Dikti PP Muhammadiyah yang memberikan pencerahan kepada peserta yang hadir dengan “Teologi insyirah”. Menurutnya perlunya teologi baru dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara, khususnya bagi warga persyarikatan.

Pembahasan teologi yang selama ini lebih diarahkan pada pembahasan tentang dzat Tuhan, yang melahirkan aliran ilmu kalam; jabariyah, qadariyah, asy ariyah, saatnya sekarang  perlu diarahkan pada manusianya sebagai implementasi iman yang memberikan spirit dan energi bagi kehidupan.

Teologi “al insyirah” hakekatnya adalah implementasi isi kandungan surat al insyirah dalam kehidupan kemanusiaan, atau yang biasa disebut “tajally” Teologi pengharapan,  yaitu kepercayaan akan janji Allah terhadap kehidupan yang lebih baik. Juga tentang janji Allah untuk berbuat untuk masa depan lebih baik, dari pada hanya berfikir masa lampau dan atau bangga terhadap kejayaan masa lampau atau sebaliknya terkungkung dengan kehidupan masa lampau.

Serta kepercayaan bahwa Allah Bersama kita, ada di depan kita dan yang akan menjadikan semuanya baru dan sangat indah, Kesulitan adalah tahapan untuk mencapai kemudahan dan kejayaan, demikian halya Kemudahan dan kejayaan adalah fokus bukan kesulitanya.

Ia menambahkan bahwa Allah adalah “mitra kerja” yang kemudian melahirkan tanggapan beragam dari peserta yang membuat suasana dialog kian kondusif.

Menurutnya juga, bagi persyarikatan  “Teologi insyirah” telah diimplementasikan mulai dari saat berdirinya hingga masa sekarang, yang membuat muhammadiyah tetap eksis menghadapi berbagai kesulitan yang ada,  hingga muhammadiyah mendapatkan peninggian sebutan (derajad): prestasi, reputasi, dan citra. Namun tak membuatnya “jumawa”.

Acara berahir saat adzan dhuhur dikumandangkan, meski masih banyak peserta yang ingin mendapat pencerahan. (M. Yazid Mar’i)

Please Share

LEAVE A RESPONSE

Your email address will not be published. Required fields are marked *