bojonegoromu.com

Kabar Baik Berkemajuan

Kolom

Tarjih dan Pergulatan Modernitas: Menjaga Kesinambungan Nilai-nilai Muhammadiyah

Oleh: Arif Susanto, M.Pd.I (Dosen STIT Muhammadiyah Bojonegoro)

Dalam era globalisasi dan modernitas yang terus berkembang, Muhammadiyah sebagai organisasi Islam modern di Indonesia menghadapi pergulatan signifikan. Pergulatan ini tidak hanya mencakup aspek keberlanjutan nilai-nilai Muhammadiyah, tetapi juga bagaimana pandangan tarjih—penafsiran hukum Islam—berkaitan dengan arus modernitas yang melanda masyarakat.

gbr manhaj tarjih muhammadiyah

Pertama, perlu disadari bahwa nilai-nilai Muhammadiyah tidak dapat dipisahkan dari akar budaya dan sejarah Islam. Namun, dalam pergulatan dengan modernitas, tarjih harus dapat menemukan kesinambungan yang relevan tanpa mengorbankan esensi nilai-nilai tersebut. Hal ini memerlukan ketelitian dalam menafsirkan ajaran Islam sehingga tetap sesuai dengan perkembangan zaman.

Pergulatan dengan modernitas juga membuka diskusi tentang bagaimana Muhammadiyah dapat tetap menjadi pionir dalam memberikan solusi Islam yang kontekstual. Ini membutuhkan kritik terhadap pemikiran yang mungkin telah terkotak-kotak dalam tradisi, untuk mengakomodasi perubahan sosial, ekonomi, dan teknologi tanpa mengorbankan prinsip-prinsip inti.

Namun, di tengah pergulatan ini, perlu dihindari transformasi yang terlalu drastis sehingga nilai-nilai Muhammadiyah tidak hilang atau tereduksi menjadi sekadar adaptasi terhadap modernitas. Kritik konstruktif terhadap pemikiran tarjih dapat membantu masyarakat Muhammadiyah untuk menjaga kesinambungan nilai-nilai tersebut dengan tetap relevan di era modern.

Penting juga untuk menyadari bahwa kesinambungan nilai-nilai Muhammadiyah bukanlah tugas yang mudah. Oleh karena itu, perlu adanya ruang untuk dialog terbuka antara pemikiran tarjih, para ulama, dan anggota Muhammadiyah. Dalam dialog ini, kritik harus diarahkan pada memperkaya pemahaman, bukan pada perpecahan internal yang merugikan.

Dengan menjaga keseimbangan antara kesinambungan nilai-nilai Muhammadiyah dan pergulatan modernitas, Muhammadiyah dapat tetap menjadi kekuatan progresif yang memberikan arahan moral dan keagamaan dalam masyarakat kontemporer. Kesinambungan ini akan menjadi fondasi kuat bagi Muhammadiyah untuk terus berperan sebagai agen perubahan yang positif di tengah dinamika zaman.

Urgensi penanaman tarjih warga Muhammadiyah

Penanaman tarjih pada warga Muhammadiyah memiliki urgensi besar dalam mengokohkan identitas keagamaan, memperkuat nilai-nilai kemanusiaan, dan menciptakan kader-kader unggul. Melalui pendidikan tarjih, Muhammadiyah mampu membentuk individu yang tidak hanya mengamalkan ajaran agama, tetapi juga memiliki pemahaman yang mendalam terhadap konteks sosial dan lingkungan. Tarjih membuka ruang refleksi atas nilai-nilai Islam dalam realitas kehidupan sehari-hari, menjadikan anggota Muhammadiyah sebagai agen perubahan yang bertanggung jawab.

Dalam era tantangan global, penanaman tarjih membantu menjaga keberlanjutan dan kekinian Muhammadiyah sebagai organisasi yang adaptif. Anggota yang tertarjih memiliki ketangguhan mental, integritas moral, dan keterampilan sosial yang diperlukan untuk berkontribusi positif dalam berbagai bidang. Selain itu, tarjih menciptakan rasa kebersamaan yang kuat, membangun solidaritas di antara anggota Muhammadiyah. Dengan demikian, penanaman tarjih bukan hanya menjadi kewajiban, melainkan investasi strategis dalam membangun masa depan berkelanjutan bagi Muhammadiyah dan kontribusinya dalam kemajuan masyarakat.

Urgensi penanaman tarjih pada warga Muhammadiyah tidak hanya berdasarkan kebutuhan zaman, tetapi juga diperkuat oleh dalil-dalil syar’i. Berikut adalah dua dalil dari Al-Qur’an dan dua hadits yang mendukung pentingnya penanaman tarjih:

  1. Al-Qur’an Surah Al-Hujurat (49:13)

al hujurat 13

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. Al Hujurot ayat 13)

2. Surat An Nahl ayat 125

an nahl 125

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. An Nahl ayat 125)

3. Hadits Riwayat Bukhari

hr bukhari

 

 

“Barangsiapa yang dikehendaki kebaikan oleh Allah, maka Dia akan memberinya pemahaman yang mendalam tentang agama.”

4. Hadits Riwayat Muslim

hr muslim

“Agama itu adalah nasihat. Kami bertanya: ‘Untuk siapa?’ Beliau menjawab: ‘Untuk Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya, para pemimpin kaum Muslimin, dan bagi seluruh kaum Muslimin”.

Penanaman dan pemahaman tentang ketarjihan kepada warga Muhammadiyah merupakan langkah strategis yang dilandasi oleh ajaran Al-Qur’an dan Hadits, memperkuat keyakinan dan amal anggota, serta memastikan kontribusi nyata Muhammadiyah dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat.

Penanaman tarjih pada warga Muhammadiyah memiliki peran krusial dalam membentuk karakter dan kepribadian yang tangguh serta adaptif dalam menghadapi tantangan zaman. Dalam konteks warga Muhammadiyah kontemporer, terdapat beberapa aspek penting yang perlu dianalisis lebih mendalam.

Pertama, globalisasi dan modernisasi telah membawa perubahan signifikan dalam tatanan sosial dan budaya. Warga Muhammadiyah tidak terkecuali dari pengaruh ini. Kemajuan teknologi dan arus informasi yang cepat menuntut adanya pemahaman yang lebih mendalam dan kritis terhadap ajaran Islam. Melalui penanaman tarjih, warga Muhammadiyah dapat mengembangkan kemampuan analisis yang kritis, memahami esensi ajaran agama dengan tetap kontekstual dan relevan dengan perkembangan zaman. Ini penting untuk menjaga keaslian ajaran Islam sambil menjawab tantangan kontemporer.

Kedua, dinamika sosial-politik yang kompleks juga menjadi tantangan tersendiri bagi warga Muhammadiyah. Dalam kondisi seperti ini, tarjih berperan dalam membentuk individu yang memiliki integritas moral dan ketangguhan mental. Tarjih mendorong pemahaman agama yang mendalam, bukan hanya dalam aspek ritual, tetapi juga dalam dimensi sosial dan politik. Dengan demikian, warga Muhammadiyah mampu berperan sebagai agen perubahan yang beretika, berprinsip, dan memiliki visi yang jelas dalam memperjuangkan keadilan dan kemaslahatan umat.

Ketiga, pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia menjadi fokus utama dalam pembangunan Muhammadiyah. Dengan menanamkan tarjih, Muhammadiyah dapat mencetak kader-kader unggul yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga matang secara spiritual. Kader-kader ini diharapkan mampu menjadi pemimpin yang bijaksana, yang mampu mengambil keputusan berdasarkan prinsip-prinsip Islam yang luhur.

Keempat, dalam era informasi yang sering kali dibanjiri dengan berita palsu dan hoaks, pemahaman tarjih yang kuat membantu warga Muhammadiyah untuk lebih selektif dan kritis dalam menerima informasi. Tarjih memberikan alat untuk memilah mana yang benar dan mana yang salah, mana yang bermanfaat dan mana yang merugikan. Ini sangat penting untuk menjaga integritas dan keharmonisan dalam komunitas serta menghindari perpecahan yang disebabkan oleh informasi yang tidak benar.

Kelima, penanaman tarjih juga memperkuat solidaritas di antara anggota Muhammadiyah. Tarjih mendorong dialog dan diskusi yang konstruktif, memperkaya wawasan dan memperkuat ikatan sosial. Dalam komunitas yang kuat, setiap anggota merasa memiliki dan bertanggung jawab untuk kemajuan bersama. Ini menciptakan lingkungan yang kondusif bagi tumbuhnya inovasi, kolaborasi, dan sinergi dalam berbagai bidang.

Secara keseluruhan, penanaman tarjih pada warga Muhammadiyah adalah sebuah investasi strategis yang tidak hanya berfungsi untuk memperkokoh identitas keagamaan, tetapi juga untuk membangun masyarakat yang adil, makmur, dan berkeadaban. Tarjih menjadikan Muhammadiyah tetap relevan dan berdaya saing dalam menghadapi tantangan global, sekaligus tetap kokoh berpegang pada prinsip-prinsip Islam yang rahmatan lil ‘alamin.

Please Share

LEAVE A RESPONSE

Your email address will not be published. Required fields are marked *